Thursday, December 12, 2013
SUNAN DRAJAD
pondoksono | Thursday, December 12, 2013
Asal Usul Nama asli Sunan Drajad adalah Raden Qosim, beliau putera Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati dan merupakan adik dari Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang. Raden Qosim yang sudah mewarisi ilmu dari ayahnya kemudian diperintah untuk berdakwah di sebelah barat Gresik yaitu daerah kosong dari ulama besar antara Tuban dan Gresik. Raden Qosim memulai perjalanannya dengan naik perahu dari Gresik sesudah singgah ditempat Sunan Giri. Dalam perjalanan ke arah Barat itu perahu beliau tiba-tiba dihantam oleh ombak yang besar sehingga menabrak karang dan hancur. Hampir saja Raden Qosim kehilangan jiwanya. Tapi bila Tuhan belum menentukan ajal seseorang biar bagaimanapun hebatnya kecelakaan pasti dia akan selamat, demikian pula halnya dengan Raden Qosim. Secara kebetulan seekor ikan besar yaitu ikan talang datang kepada Raden Qosim dan beliau pun menaiki punggung ikan tersebut hingga selamat ke tepi pantai. ..... silahkan dilanjutkan bacanya Raden Qosim sangat bersyukur dapat lolos dari musibah itu. Beliau juga berterima kasih kepada ikan talang yang telah menolongnya sampai ke tepi pantai. Untuk itu beliau berpesan kepada anak keturunan beliau untuk tidak memakan daging ikan talang. Bila pesan ini dilanggar akan mengakibatkan bencana, yaitu ditimpa penyakit yang tiada obatnya lagi. Ikan talang tersebut membawa Raden Qosim hingga ke tepi pantai yang termasuk wilayah desa Jelag (sekarang termasuk desa Banjarwati), kecamatan Paciran. Di tempat itu Raden Qosim disambut masyarakat dengan antusias, lebih-lebih setelah mereka tahu bahwa Raden Qosim adalah putera Sunan Ampel seorang wali besar dan masih terhitung kerabat kerajaan Majapahit. Di desa Jelag itu Raden Qosim mendirikan pesantren, karena caranya menyiarkan agama Islam yang unik maka banyaklah orang yang datang berguru kepadanya. Setelah menetap satu tahun di desa Jelag, Raden Qosim mendapat ilham supaya menuju ke arah selatan, kira-kira berjarak 1 km disana beliau mendirikan langgar atau surau untuk berdakwah. Tiga tahun kemudian secara mantap beliau mendapat petunjuk agar membangun tempat berdakwah yang strategis yaitu ditempat ketinggian yang disebut Dalem Duwur. Di bukit yang disebut Dalem Duwur itulah yang sekarang dibangun Museum Sunan Drajad, adapun makam Sunan Drajad terletak di sebelah barat Museum tersebut. Raden Qosim adalah pendukung aliran putih yang dipimpin oleh Sunan Giri. Artinya dalam berdakwah menyebarkan agama Islam beliau menganut jalan lurus, jalan yang tidak berliku-liku. Agama harus diamalkan dengan lurus dan benar sesuai ajaran Nabi. Tidak boleh dicampur dengan adat dan kepercayaan lama. Meski demikian beliau juga mempergunakan kesenian rakyat sebagai alat dakwah, didalam museum yang terletak disebelah timur makamnya terdapat seperangkat bekas gamelan Jawa, hal itu menunjukkan betapa tinggi penghargaan Sunan Drajad kepada kesenian Jawa. Dalam catatan sejarah wali songo, Raden Qosim disebut sebagai seorang wali yang hidupnya paling bersahaja, walau dalam urusan dunia beliau juga rajin mencari rezeki. Hal itu disebabkan sikap beliau yang dermawan. Dikalangan rakyat jelata beliau bersifat lemah lembut dan sering menolong mereka yang menderita. 2. Ajaran Sunan Drajad yang Terkenal Ajaran Sunan Drajad bersumber dari : 1. Al-Quran2. Sunnah3. Ijma4. Qiyas5. Ajaran guru dan pendidik seperti Sunan Ampel6. Ajaran dan pemikiran atau paham yang telah tersebar luas di masyarakat7. Tradisi di masyarakat setempat yang telah ada yang sesuai dengan ajaranIslam, dan 8. Fatwa Sunan Drajad sendiri. Diantara ajaran beliau yang terkenal adalah sebagai berikut: Menehono teken marang wong wutoMenehono mangan marang wong kan luweMenehono busono marang wong kang mudoMenehono ngiyup marang wong kang kudananArtinya kurang lebih demikian : Berilah tongkat kepada orang butaBerilah makan kepada orang yang kelaparanBerilah pakaian kepada orang yang telanjangBerilah tempat berteduh kepada orang yang kehujananAdapun maksudnya adalah sebagai berikut: Berilah petunjuk kepada orang bodoh (buta) Sejahterkanlah kehidupan rakyat yang miskin (kurang makan) Ajarkanlah budi pekerti (etika) kepada yang tidak tahu malu atau belum punya adab tinggi. Berilah perlindungan kepada orang-orang yang menderita atau ditimpa bencana. Ajaran ini sangat supel, siapapun dapat mengamalkannya sesuai dengan tingkat dan kemampuan masing-masing. Bahkan pemeluk agama lainpun tidak berkeberatan untuk mengamalkannya. Tentang puncak ma’rifat Sunan Drajad menuliskan perumpaannya sebagai berikut : “Ilang, jenenge kawula,Sirna datang ana keri,Pan ilangwujudira,Tegese wujude widi,Ilang wujude iki,Aneggih perlambangira,Lir lintang karahinan,Keserodotan sang hyang rawi,Artinya: Hilang jati diri makhluk,Lenyap tiada tersisa,Karena hilang wujud keberadaannyaItulah juga wujud Tuhan,Itulah yang ada ini,Adapun persamaannya,Seperti bintang diwaktu siangYang tersinari matahari.Disamping terkenal sebagai seorang wali yang berjiwa dermawan dan sosial, beliau jua dikenal sebagai anggota wali songo yang turut serta mendukung dinasti Demak dan ikut pula mendirikan mesjid Demak. Simbol kebesaran umat Islam pada waktu itu. Dibidang kesenian, disamping terkenal sebagai ahli ukir beliau juga pertama kali yang menciptakan Gending Pangkur, hingga sekarang gending tersebut masih disukai rakyat jawa. Sunan Drajad demikian gelar Raden Qosim, diberikan kepada beliau karena beliau bertempat tinggal di sebuah bukit yang tinggi, seakan melambangkan tingkat ilmunya yang tinggi, yaitu tingkat atau dejat para ulama muqarrobin. Ulama yang dekat dengan Allah SWT.
Related Posts
Cerita Sunan MuriaPada cerita wali songo kali ini akan berisi tentang cerita Sunan Muria, beliau merupakan salah satu wali yang tinggal d
SECUIL BOIGRAFI KH. M.A. SAHAL MAHFUDZ Salah satu tokoh Kiai pesantren yang kita kenal pada abad ke-21 ini adalah Kiai Sahal atau Mbah Sahal. Kiai Sahal a
Memilih Menantu ala Nuh Bin Maryam Diceritakan, dahulu di kota marwu (salah satu kota di negara Persia), terdapat seorang laki-laki yang bernama Nuh bin
Habib Umar bin Hafidz: Mengenal Khilafah Dengan Tepat dan Benar Terkait Khilafah, Habib Umar bin Hafidz menjelaskan secara panjang yang Insya Allah mampu mengobati dahaga kaum Muslim
No comments:
Post a Comment
terimakasih telah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar