اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنَ عَلَي اُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَي سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَي اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ
JAMA’AH..... OH JAMA’AH AL-HAMDU....LILLAH
Para ustadz-ustadzah yang kami ta’ati
Dewan juri yang baaik hati
Serta teman-temanku semua berbahagia
Khusus lagi teman-temanku yang ngaji di pondok, yang selalu bersama dalam suka dan duka
dalam menuntut ilmu, betul... tidak? Teman-teman......
dalam menuntut ilmu, betul... tidak? Teman-teman......
izinkanlah dalam kesempat kali ini saya menyampaikan sebuah pidato dengan tema ISRO’ MI’ROJ, teman-teman sudah tahu apa itu isra’ mi’roj ? isra’ dalam arti bahsa adalah: berjalan pada malam hari, sedangkan mi’roj dalam arti bahasa adalah: naik keatas, naik keatas apa teman-teman.....? wah bukan, yang benar naik keatas langit. Jadi menurut arti istilah isra’ mi’raj adalah perjalanan nabi di malam hari hari dari masjidil Haram, sampai ke masjidil Aqsha dan kemudian naik kesidraotul muntaha. Peristiwa ini telah di abadkan dalam al-qur’an surat al-isra’ ayat 1 yang bunyinya
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya : Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
JAMA’AH..... OH JAMA’AH AL HAMDU.... LILLAH
Dalam peristiwa isra’ mi’raj itu rasululloh saw tidak sendirian, akan tetapi ditemani oleh seorang malaikat, malaikat itu bernama malaikat jibril, malaikat yang nantinya di tugaskan oleh Alloh untuk menyampaikan wahyu kepada beliau, siapa nama mlaikatnya teman-teman....? coba lebih kers lagi, ya... betul... betul.... betul, malaikat jibril. Disamping itu rasululloh juga di bekali sebuah kendaraan super cepat, yang larinya setara dengan kecepatan cahaya bayangkan setara dengan kecepatan cahaya, kendaraan itu dari surga lho...., ya memang kendaraan itu di ciptakan oleh Alloh dari cahaya, nama kendaraan itu adalah buroq, apa tema-teman....? ya.... benar, teman-teman hebat semua, siapa dulu bapaknya ?
Disamping itu Alloh juga memperlihatkan keuasaan dan kebesaraNYA kepada nabi Muhammad saw. Dalam perjalanan itu rasululloh melihat tamtsil-tamtsil atau perumpamaan-perumpamaan tentang nasib balasan Alloh kepada umatnya kelak bila telah meninggal dunia.
1. Rasululloh bertemu dengan orang yang menanam padi satu kali tapi panen berulang kali, habis di panen tumbuh lagi, habis di panen tumbuh lagi terus seperti itu, rasululloh bertanya kepada malaikat jibril, itu perumpamaan apa maikat jibril ?, malaikat jibril menjawab, itu adalah perumpamaan umatmu yang di dunia mau beramal jariyah, sekali beramal tapi balasanya mengalir terus sampai besuk hari kiamat. Maka mari kita gunakan harta kita untuk amal jariyah “ojo eman-eman” agar kita mendapat balasan secara terus menerus, betul....betu... betul....
JAMA’AH.... OH... JAMA’AH ALHAMDU.. LILLAH
2. Nabi melihat perumpamaan orang yang memukuli kepala sendiri sampai hancur berkeping-keping, kemudian pulih lagi, begitu terus, kepalanya di pukul menjadi hancur berkeping-keping kemudian pulih lagi, sampai tidak terhitung berapa kali, rasululloh kemudian bertanya kepada malaikat jibril, itu peumpamaan apa lagi malaikat ? malaikat jibril menjawab, itu adalah perumpamaan umatmu yang bermalas-malasan dalam menjalanakan sholat 5 waktu. Nanti di akhirat nasibnya seperti itu, maka janganlah kita bermalas-malasan mejalankan sholat 5 waktu, agar keak kita tidak bernasib seperti itu. Oke teman-teman...?
Sebenarnya masih banyak lagi perumpamaan nasib dan balasan umat Nabi terhadap amal perbuatanya di dunia, yang tidak mungkin saya sebutkan semua di sini, setuju..... !!!, kalau teman-teman mau kelanjutanya, saksikan pada episode yang akan datang, pada acara YKS, Yuk Keep Smile, bukan itu, Yuuk... Kita iSro’ mi’rojtan, eng... ing... eng...., sekian, prikane tarik... yu painten keleleken kelopo, menawi lepat kulo nyuwun pangapuro, akhirul kalam, billahi taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh.
wah pidatonya bagus bisa menjadi refrensi, makasih ya
ReplyDelete